Meskipun minum air putih terbukti ampuh mencegah penyakit seperti batu ginjal dan infeksi saluran kemih, tapi semakin bertambahnya usia sebaiknya Anda tidak terlalu banyak minum air putih.
Begitu disampaikan oleh Ketua Nefrologi Indonesia (Pernefri), dr. Dharmeizar, SpPD-KGH dari Divisi Ginjal-Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM. Ia mengatakan, dengan bertambahnya usia, fungsi ginjal mulai menurun sehingga perlahan-lahan mulai terjadi penyakit-penyakit yang memengaruhi ginjal. Dengan kinerja ginjal yang menurun, jika dibebankan dengan banyak minum air putih maka orang yang lanjut usia dapat lemas dan jatuh.
Baca Juga
11 Makanan Tradisional dari Sebelas Negara ini Dipercaya Paling Sehat Sedunia
"Bila penyakit terjadi setelah usia 30-40 tahun, maka akan terjadi penurunan fungsi penyakit yang memengaruhi fungsi ginjal seperti Diabetes Melitus (DM) dan hipertensi apalagi jika penyakit tersebut tak dikontrol dengan baik," katanya di sela-sela acara peringatan World Kidney Day di JW Marriott Hotel, Jakarta, Kamis (13/3/2014).
Dharmeizar menjelaskan, bagi penderita hipertensi dan DM memerlukan pengobatan seumur hidup. Selain itu perlu mengonsumsi makanan yang mengandung banyak serat (sayur-sayuran) dan buah, mengurangi asupan lemak, mengurangi asupan garam dan minum cukup.
"Minum tidak boleh kurang dan lebih atau kira-kira 2 liter sehari. Sedangkan untuk usia diatas 65 tahun, maksimal 1.5 liter per hari), olah raga teratur, berhenti merokok dan mencegah kegemukan” jelasnya.
Menguatkan pernyataan tersebut, dokter spesialis penyakit dalam FKUI-RSCM, Dr. dr. Parlindungan Siregar SpPD.KGH mengatakan bahwa usia dibawah 60 tahun cukup mengonsumsi air putih 2-3 liter sehari dan usia lebih dari 60 - 65 tahun, maksimal asupan air putih harus kurang dari 1 liter.
"Banyak minum bisa membuat kekentalan darah naik. Kalau kekentalan darah naik, maka rangsangan Antidiuretik hormone (ADH) atau hormon yang mengatur kadar air dalam tubuh juga akan keluar banyak. Jika hormon ini berlebihan, banyak air diserap kembali di pembuluh darah. Kalau air tidak keluar akan menyebabkan lemas," jelasnya.
Pada umumnya, kebutuhan air untuk lansia minimal 1,5 liter sehari. Akan tetapi, Menurut rekomendasi Kemenkes RI, kebutuhan cairan lansia Indonesia adalah sebagai berikut:
Wanita:
# 60-64 th 2,3 liter
# 65-80 th 1,6 liter
# >80 th: 1, 5 liter
Pria:
# 60-64 th: 2,6 liter
# 65-80 th: 1,9 liter
# >80 th: 1,6 liter
Meski memang membutuhkan lebih banyak asupan cairan, jangan biarkan lansia minum air kebanyakan. Kelebihan jumlah cairan tubuh akan memengaruhi kondisi kesehatannya.
Ini bisa menjadi indikasi dari beberapa masalah medis tertentu yang sebaiknya turut diwaspadai, di antaranya adalah:
* gagal jantung kongestif (CHF)penyakit hati
* masalah ginjal
* sindrom hormon antidiuretik
* efek obat antiinflamasi nonsteroid
* diabetes yang tidak terkontrol
Apa akibatnya jika lansia minum air terlalu banyak?
Banyak minum air memang baik untuk mencegah dehidrasi. Namun, terlalu berlebihan minum air juga tidak baik untuk lansia.
Ginjal lansia sudah tidak lagi tidak berfungsi seefektif ginjal orang dewasa muda untuk mengolah cairan. Oleh karena itu, terlalu banyak asupan melewati batas wajar dapat membilas sejumlah besar kandungan garam elektrolit dalam tubuhnya. Kondisi kekurangan garam (natrium) disebut juga dengan hiponatremia.
Pada kasus yang ringan, kadar natrium rendah dalam tubuh cenderung menyebabkan penurunan fungsi kognitif otak — seperti kebingungan, linglung, dan mengantuk. Mual dan badan lesu lunglai (termasuk kelemahan atau kram otot) juga bisa menjadi tanda kadar natrium dalam tubuh lansia sudah merosot jauh dari normalnya.
Jika hiponatremia terus berlanjut hingga ke taraf berbahaya, kekurangan natrium dalam tubuh bisa menyebabkan sakit kepala parah akibat penumpukan cairan di jaringan otak. Sakit kepala merupakan tanda utama bahwa kondisi ini sudah berkembang menjadi sangat serius. Hiponatremia serius akibat lansia yang kebanyakan minum air kemudian juga bisa menyebab tulangnya rentan patah.
Kejang-kejang bisa terjadi akibat saraf otak yang sangat kekurangan asupan natrium. Pada kasus yang berat, lansia bisa mengalami gagal pernapasan bahkan hingga jatuh koma. Ini disebabkan oleh pembengkakan otak akibat kadar natrium yang amat rendah.
Selain akibat kebanyakan minum air, gangguan keseimbangan cairan tubuh juga bisa dipengaruhi oleh efek samping obat-obatan yang mereka gunakan, seperti diuretik, antidepresan, antinyeri, atau penggunaan obat lainnya.
Bagaimana cara menghindari hiponatremia pada lansia?
Bukan berarti Anda harus membatasi asupan cairan lansia karena hal ini justru bisa memicu dehidrasi yang juga sama berbahaya bagi kesehatannya. Akan tetapi, kebutuhan cairan lansia harus selalu diawasi secara ketat. Terlebih, rekomendasi asupan cairan di atas belum mempertimbangkan kandungan air dari makanan dan minuman lainnya, seperti buah dan sayur, sup/soto, bubur, minuman manis, dan seterusnya.
Juga, lebih berhati-hati saat mengajak lansia beraktivitas fisik yang membutuhkan intensitas tinggi agar tidak mengalami dehidrasi. Jika aktivitasnya memang tinggi, tidak apa untuk bolehkan lansia minum air lebih banyak lagi.
Berhati-hatilah terhadap tanda-tanda dan gejala kadar natrium yang rendah. Selalu konsultasikan dengan dokter tentang risiko dari obat-obatan yang dipakai. Rutin mengecek kesehatannya juga bisa menjadi cara untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyakit.
"Jaga sehat sebelum datangnya sakit" ungkapan ini sangat tepat untuk selalu kita perhatikan, Apalagi bagi lansia.
Nah, demikianlah yang bisa lami sampaikan. Semoga banyak manfaat yang bisa dipetik. Bila anda menyukai artikel ini. Jangan lupa di bagi ke teman dan kerabat. Dengan demikian semua bisa mendapatkan kesehatan yang maximal.
Selamat menjalani kehidupan yang sehat dan berkualitas. Salam Sehat buat semua.
0 Komentar